HALAMAN
PENGESAHAN
PENGGUNAAN
BAHASA PROKEM
TERHADAP
BAHASA INDONESIA
Disusun
Oleh
Esa Nirwana
Telah
di setujui dan disyahkan
Hari :
Minggu
Tanggal : 31 Januari 2010
Tempat : SMA Persada
Pembimbing
(Agustina, Spd)
LEMBAR
MOTTO
Motto
yang saya pegang dalam penulisan karya tulis ini adalah:
Hargailah
waktu dan kesempatan karena waktu dan kesempatan tidak datang dua kali,
Selalu
konsisten terhadap prinsip sendiri, karena prinsip orang lain belum tentu
sesuai dengan realitas kehidupan kita,
Sahabat itu
seperti uang. Sulit mendapatkan tapi mudah mebuangnya.
Karya
Tulis ini saya persembahkan untuk :
Seluruh pembaca dan masyarakat Indonesia
yang menginginkan kemajuan bangsa dan kecerdasan bangsa
KATA
PENGANTAR
Segala puji bagi
Tuhan Yang Maha Kuasa karena berkat taufik dan rahmatnya akhirnya karya tulis
saya yang berjudul “ Penggunaan Bahasa Prokem Terhadap Bahasa Indonesia “ tahun ajaran
2009 / 2010 dapat kami selesaikan.
Karya tulis ini
sengaja di buat sebagai penyempurnaan tugas ujian praktek Bahasa Indonesia
serta penelitian dan menambah pengetahuan terhadap pemakain bahasa prokem
terhadap kehidupan sehari - hari di kalangan SMA. Dalam penulisan dan penyusunannya saya tidak
mengalami kendala yang berarti. Hal ini tidak lepas dari adanya bantuan
berbagai pihak.
Meskipun telah
berusaha dengan segenap kemampuan ibarat pepatah “Tiada Gading yang Tak
Retak” saya menyadari bahwa karya tulis
ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, dengan kerendahan hati saya
menerima adanya kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan karya tulis
bahasa indonesia saya. Akhir kata saya ucapkan selamat membaca. Semoga karya
tulis ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Terima Kasih.
Bekasi, 31 Januari 2010
Penyusun
DAFTAR
ISI
HALAMAN
Judul ……………………………………………………………………………… i
Lembar Pengesahan………………………………………………………………. 1
Lembar Moto ……………………………………………………………………... 2
Lembar Persembahan
……………………………………………………………. 2
Kata Pengantar
…………………………………………………………………… 3
Daftar Isi
…………………………………………………………………………. 4
BAB 1 PENDAHULUAN
………………………………………………………. 5
1.1
Latar
Belakang Masalah ……………………………………………………... 5
1.2
Pembatasan
Masalah ………………………………………………………… 5
1.3
Perumusan
Masalah ………………………………………………………….. 6
1.4
Tujuan
Penulisan ……………………………………………………………. 6
1.5
Metode
Penelitian …………………………………………………………….. 7
1.6
Hipotesa ……………………………………………………………………… 7
1.7
Manfaat ………………………………………………………………………. 7
BAB II LANDASAN TEORI
…………………………………………………….. 8
BAB III METODE PENELITIAN
……………………………………………….. 9
3.1 Jenis Penelitian
………………………………………………………………... 10
3.2 Sumber Data
…………………………………………………………………… 10
3.3 Teknik Pengumpulan Data
…………………………………………………….. 10
3.4 Teknik Analasis Data
………………………………………………………….. 10
BAB VI PEMBAHASAN
………………………………………………………… 11
BAB V PENUTUP
…………………………………………………………........... 13
5.1 Kesimpulan
……………………………………………………………………. 13
5.2 Saran
…………………………………………………………………………... 13
DAFTAR PUSTAKA
……………………………………………………………... 14
BAB 1
PENDAHULUAN
Pada bab ini
akan dijelaskan mengenai latar belakang, pembatasan masalah, rumusan masalah,
tujuan penulisan, metode penelitian, dan hipotesa.dalam karya tulis ini saya
akan berusaha membahas pendeskripsian bahasa prokem sedetail mungkin dari
bahasa prokem itu sendiri dalam bahasa Indonesia.
1.1 Latar Belakang Masalah
Manusia tidak
mungkin bekerja sama tanpa bahasa. Bahasa itu dipergunakan untuk berbagai
keperluan dalam berbagai lapangan kehidupan. Setiap bahasa yang hidup
dipergunakan kelompok manusia untuk berkomunikasi dan bekerja sama. Karena
kelompok manusia itu banyak ragamnya, maka mempunyai variasi – variasi. Pada
kesempatan ini akan di bicarakan salah satu variasi bahasa yaitu bahasa yang
dipergunakan remaja.
Kalau kita
perhatikan bahasa yang dipergunakan kaum remaja dan mencoba memahaminyam, tidak
jarang kaum yang tidak dapat dikatakan kaum remaja lagi akan bingung, heran
bahkan pusing karena tidak dapat mengerti apa yang di ucapkan. Ataupun yang
ditulis pada waktu mereka bicara dalam keadaan santai di antara mereka sendiri.
Tampaknya bahasa yang digunakan itu merupakan bahasa yang kita pakai sehari –
hari atau campuran antara bahasa Indonesia, bahasa daerah, dan bahasa asing.
Dari bahasa yang digunakan ini ada sejumlah kosa kata yang dapat dipahami,
tetapi ada yang tidak dapat memahami.
Hal inilah yang
sangat merisaukan masyarakat sam sekali tidak paham akan bahasa remaja ini
sehingga menganggap mereka ini meresak bahasa Indonesia baku. Bahasa remaja
memeng tidak pernah tetap atau dengan kata lain selalu berganti – ganti, sesuai
dengan sifat remaja itu sendiri yang memang belum mapan. Perubahannya itu tidak
dapat diramalkan. Kalau kita tanyakan bahasa apa yang di gunakan, kita akan
mendapat jawaban bahwa dia berbicara menggunakan bahasa prokem.
1.2 Pembatasan Masalah
Bahasa prokem
adalah bahasa khas Indonesia dan jarang di jumpai di negara – negara lain
kecuali di komunitas Indonesia. Bahasa prokem sendiri lebih dominan di
pengaruhi oleh bahasa Betawi yang mengalami penyimpangan kata oleh kaum remaja.
Kata prokem sendiri merupakan bahasa pergaulan. Bahasa ini awalnya digunakan
oleh kalangan preman untuk berkomunikasi secara lain secara rahasia.
Saat ini bahasa
prokem telah banyak terasimilasi dan menjadi umum digunakan sebagai bentuk
percakapan sehari – hari dalam pergaulan di lingkungan sosial bahkan dalam media
elektronik yang saat ini popular seperti
TV, radio, dunia perfilman dan media cetak seperti koran non formal, tabloid,
majalah dan sering kali digunakan dalam bentuk pengumuman – pengumuman yang di
tunjukan untuk kalangan remaja. Karena jamaknya terkadang dapat disimpulakan
bahasa prokem adalah bahasa utamayang digunakan untuk komunikasi verbal oleh
setiap orang dalam kehidupan sehari – hari kecuali untuk keperluan formal.
Karenanya akan menjadi terasa aneh untuk berkomunikasi secara verbal dengan
orang lain yang menggunakan bahasa Indonesia formal.
1.3 Perumusan Masalah
1.
Apa fakator yang mendorong pihak – pihak tertentu untuk
menggunakan bahasa prokem dalam kehidupan sehari – hari ?
2.
Apa akibat dari penggunaan bahasa prokem jika tidak di
seimbangi dengan penggunaan bahasa Indonesia sesuai dengan EYD ?
3.
Sebenarnya dari manakh bahasa prokem itu berasal ?
4.
Mengapa semakin berkembangnya jaman bahasa Indonesia
yang baik dan benar semakin tergusur dengan adanya bahasa Indonesia ?
5.
Apa dampak negatif dari penggunaan bahasa prokem ?
6.
Bagaimana penanganan penggunaan bahasa gaul atau bahsa
prokem di Indonesia ini ?
7.
Seberapa lazimkah bahasa prokem itu ?
1.4 Tujuan Penulisan
Mengetahui
pengertian bahasa prokem.
Mengetahui
dampak negatif dari penggunaan bahasa prokem pada berbahasa Indonesia dalam
kehidupan sehari – hari
Mengetahui
dampak positif dari penggunaan bahasa prokem dalam kehidupan sehari – hari.
Mengetahui asal
mula bahasa prokem tersebut yang hanya diciptakan oleh sekelompok orang dan
hanya ada di Indonesia saja.
1.5 Metode Penelitian
Pada penulisan
karya tulis ini saya menggunakan satu metode yaitu dengan angket. Dimana angket
yang akan saya sebarkan dengan jumlah 20 lembar. Dimana angket itu berisi
pertanyaan – pertanyaan mengenai penggunaan bahasa prokem dalam kehidupan
sehari – hari mengacu pada tujuan yang telah ada.
1.6 Hipotesa
1.
Bahasa prokem merupakan bahasa yang umunya digunakan
sebagai kode pada lawan bicara contohnya preman, klangan kepolisian dan militer
juga menggunakannya.
2.
Akibat dari penggunaan bahasa prokem pada kehidupan
sehari – hari dapat merusak tata struktur bahasa Indonesia.
3.
Pengaruh bahasa prokem yang di pakai dapat merusak
generasi penerus bangsa.
4.
Banyak anak muda bahkan sampai politikus yang
menggunakan bhasa prokem dalam acara formal
5.
Sekarang berbahasa Indonesia baku banyak sekali anak
muda yang tidak menggunakan dalam kehidupan sehari – hari mereka cenderung
memeilih berbahasa gaul atau prokem dari pada berbahasa Indonesia yang baku.
1.7 Manfaat
Dapat mengetahui
pengertian bahasa prokem.
Dapat menegetahui
dampak positif dan negatif dalam penggunaan bahasa prokem.
Dapat mengetahui ciri – ciri kata bahsa prokem.
Dapat mengetahui ciri – ciri kata bahsa prokem.
Dapat menambaha
wawasan dengan mengetahui dampak yang diakibatkan dari penggunaan bahasa
prokem.
Dapat membantu
pencegahan dan pemberantasan bahasa prokem dalam bahasa Indonesia.
BAB II
LANDASAN TEORI
Bahasa prokem Indonesia atau bahasa gaul
atau bahasa prokem
yang khas Indonesia
dan jarang dijumpai di negara-negara lain kecuali di komunitas-komunitas
Indonesia. Bahasa prokem adalah bahasa sandi yang dipakai dan di gemari oleh
kalangan remaja tertentu. Bahasa prokem yang berkembang di Indonesia lebih
dominan dipengaruhi oleh bahasa Betawi yang mengalami penyimpangan/
pengubahsuaian pemakaian kata oleh kaum remaja Indonesia yang menetap di Jakarta.
Bahasa ini konon berasal dari
kalangan preman. Bahasa prokem itu digunakan sebagai sarana komunikasi di
antara remaja sekelompoknya selama kurun tertentu. Sarana komunikasi diperlukan
oleh kalangan remaja untuk menyampaikan hal-hal yang dianggap tertutup bagi
kelompok usia lain atau agar pihak lain tidak dapat mengetahui apa yang sedang
dibicarakannya. Bahasa prokem itu tumbuh dan berkembang sesuai dengan latar
belakang sosial budaya pemakainya. Hal itu merupakan perilaku kebahasaan dan
bersifat universal.
Kosakata bahasa prokem di Indonesia diambil dari kosakata bahasa yang hidup di lingkungan kelompok remaja tertentu. Pembentukan kata dan maknanya sangat beragam dan bergantung pada kreativitas pemakainya. Bahasa prokem berfungsi sebagai ekspresi rasa kebersamaan para pemakainya. Selain itu, dengan menggunakan bahasa prokem, mereka ingin menyatakan diri sebagai anggota kelompok masyarakat yang berbeda dari kelompok masyarakat yang lain.
Kosakata bahasa prokem di Indonesia diambil dari kosakata bahasa yang hidup di lingkungan kelompok remaja tertentu. Pembentukan kata dan maknanya sangat beragam dan bergantung pada kreativitas pemakainya. Bahasa prokem berfungsi sebagai ekspresi rasa kebersamaan para pemakainya. Selain itu, dengan menggunakan bahasa prokem, mereka ingin menyatakan diri sebagai anggota kelompok masyarakat yang berbeda dari kelompok masyarakat yang lain.
Kehadiran bahasa prokem itu dapat
dianggap wajar karena sesuai dengan tuntutan perkembangan nurani anak usia
remaja. Masa hidupnya terbatas sesuai dengan perkembangan usia remaja. Selain
itu, pemakainnya pun terbatas pula di kalangan remaja kelompok usia tertentu
dan bersifat tidak resmi. Jika berada di luar lingkungan kelompoknya, bahasa
yang digunakannya beralih ke bahasa lain yang berlaku secara umum di lingkungan
masyarakat tempat mereka berada. Jadi, kehadirannya di dalam pertumbuhan bahasa
Indonesia ataupun bahasa daerah tidak perlu dirisaukan karena bahasa itu
masing-masing akan tumbuh dan berkembang sendiri sesuai dengan fungsi dan
keperluannya masing-masing.
Kata prokem sendiri merupakan
bahasa pergaulan dari preman. Bahasa ini awalnya digunakan oleh kalangan preman
untuk berkomunikasi satu sama lain secara rahasia. Agar kalimat mereka tidak
diketahui oleh kebanyakan orang, mereka merancang kata-kata baru dengan cara
antara lain mengganti kata ke lawan kata, mencari kata sepadan, menentukan
angka-angka, penggantian fonem, distribusi fonem, penambahan awalan, sisipan, atau
akhiran. Masing-masing komunitas (daerah) memiliki rumusan sendiri-sendiri.
Pada dasarnya bahasa ini untuk memberkan kode kepada lawan bicara (kalangan militer
dan kepolisian
juga menggunakan).
Contoh yang sangat mudah
dikenali adalah dagadu yang artinya matamu. Perubahan kata ini
menggunakan rumusan penggantian fonem, dimana huruf M diganti dengan huruf D,
sedangkan huruf T dirubah menjadi G. Sementara huruf vokal sama sekali tidak
mengalami perubahan. Rumusan ini didasarkan pada susunan huruf pada aksara jawa
yang dibalik dengan melompati satu baris untuk masing-masing huruf. Bahasa ini
dapat kita jumpai di daerah Yogyakarta dan sekitarnya.
Belakangan ini bahasa prokem
mengalami pergeseran fungsi dari bahasa rahasia menjadi bahasa pergaulan
anak-anak remaja. Dalam konteks kekinian, bahasa pergaulan anak-anak remaja ini
merupakan dialek bahasa Indonesia non-formal yang terutama digunakan di suatu daerah
atau komunitas tertentu (kalangan homo seksual atau waria). Penggunaan bahasa
gaul menjadi lebih dikenal dibandingkan bahasa Indonesia baku.
BAB
III
METODE
PENELETIAN
Pada bab 3 ini saya akan menjelaskan jenis
penelitian, sumber data, teknik pengumpulan data dan teknik analisa data.
3.1 Jenis
Penelitian
Jenis penelitian yang saya gunakan adalah
penelitian dengan metode angket. Yang dimaksud dengan penelitian angket adalah
penelitian yang menghubungkan data – data yang ada. Sesuai dengan penegrtian
tersebut saya saya menghubungkan data – data yang kami dapat antara yang satu
dengan yang lain. Selain itu saya juga menghubungkan data – data yang ada
dengan landasan teori yang saya gunakan. Sehingga diharapakan penelitian kami
bisa menjadi penelitian yang tepat dan benar.
3.2 Sumber
Data
Sumber data saya adalah beberapa teman saya yang
berada di lingkungan tempat tinggal saya, yang kira saya ambil sempel adalah 20
orang.
3.3 Teknik
Pengumpulan Data
Adapun teknik pengumpulan data yang saya gunakan
dalam penelitian ini adalah angket. Dengan angket saya dapat menyimpulkan,
melalui jumlah koresponden yang menjawab pertanyaan tertentu dan menjawab
dengan jawaban dengan jawaban yang berbeda pada pertanyaan yang sama. Dan dari
setiap pertanyaan itu saling berkaitan.
3.4 Teknik
Analisis Data
Cara akmi dalam menganalisis data yang saya dapat
yaitu dengan pertama memeastikan bahwa semua data dan landasan teori yang
diperlukan telah diperoleh dengan baik. Lalu saya akan menghitung jumlaha data,
setelah itu saya mengklasifikasikan jawaban – jawaban dari tiapa pertanyaan
pada angket berdasarkan jumlah responden yang memilih. Langkah berikutnya,
sesuai dengan penelitian saya, saya akan menghubungkan data – data yang satu
dengan yang lain dan juga dengan landasan teori yang ada. Langkah terakhir kami
menuangkannya dalam karya tulis ini.
BAB
IV
PEMBAHASAN
Melalui hasil angket yang telah
saya sebarkan sebelumnya, didapat hasil bahwa jumlah responden yang mengerti
akan dampak bahasa prokem hamper sama dengan reponden yang tidak begitu
mengetahui tentang dampak bahasa prokem pada kehidupan sehari – hari. Adapun
jumlah responden yang menggunakan bahasa Indonesia yang baik benar dalam
kehidupan sehari – hari hanya beberapa persen saja. Jika dituangkan dalam
presentasi sebagi berikut :
1. Penggunaan
bahasa Indonesia yang baik benar dalam kehidupan sehari – hari : 5 %
2. Penggunaan
bahasa prokem dan bahasa Indonesia dalam kehiudupan sehari – hari : 45 %
3. Sama
sekali tidak menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar dalam kehidupan
sehari – hari : 50 %
Dari hasil tersebut dapat
ditarik kesimpulan bahwa sebagian besar responden lebih banyak menggunakan
bahsa prokem atau bahasa agaul dalam kehidupan sehari – hari. Mereka jarang
meggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar dalam kehidupan sehari – hari.
Benarkah tidak apa – apa menggunakan bahasa prokem ?. Tidakah bahasa prokem
akan menganacama kemurnian bahsa Indonesia ?.
Profesor Harimurti Kridalaksana
berkata : “ Tidak apa – apa menggunakan bahasa prokem selama kita tahu kapan
dan dimana menggunakannya. Siapa tahu suatu hari nanti kata – kata itu akan
dicantumkan dalam kamus bahsa Indonesia.
Saat ini, bahasa – bahasa prokem
sudah sangat tersebar luas karena dipopulerkan oleh media – media masa.
Selebritis kita seringkali menggunakan bahasa – bahasa itu, ditayangkan oleh
televisi dan diikuti oleh jutaan pemirsanya di seluruh nusantara. Lebih – lebih
kalau politisi dan pejabat kita lalu ikut – ikutan menggunakan bahasa prokem
itu. Tidakkah itu akan mengancam bahasa Indonesia yang formal? Tentu saja.
Maka? Seperti yang dikatakan oleh professor Harimurti, kita harus tahu kapan dan dimana menggunakannya.
Maka? Seperti yang dikatakan oleh professor Harimurti, kita harus tahu kapan dan dimana menggunakannya.
Sebagai remaja yang memiliki
kemampuan berpikir, tentu kita tidak mau termasuk orang yang “asbun” alias
“asal bunyi” dalam bicara. Karena itu, sebaiknya kita meninjau kembali apakah
“bahasa prokeml” yang setiap hari kita gunakan itu sudah sesuai tidak
konteksnya dengan nilai-nilai kesopanan dan moral. Biar tidak asal bunyi.
Bahasa yang digunakan seseorang mencerminkan pribadinya. Silahkan saja
menggunakan “bahasa gaul” sebagai cerminan bahwa kita memang remaja yang senang
bergaul. Namun hati-hati, jangan karena kita merasa bangga jadi “anak gaul”
tetapi “bahasa gaul” yang kita gunakan tidak tepat konteksnya atau bertentangan
dengan nilai-nilai kesopanan dan moral. Sebab jika demikian bisa-bisa kita
justru disebut “anak yang salah gaul”. Ya Tidak?!
BAB V
PENUTUP
5.1
Kesimpulan
Berdasarkan uraian pada bab IV
dapat disimpulkan bahwa:
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa bahasa prokem
banya digunakan kaum pemuda dan remaja, pada umumnya digunakan penuturannya
untuk berkomunikasi dengan sesama dalam keadaan santai dan berfungsi untuk
menjalin keakraban. Bahasa inipun banyak di gunakan sebagai identitas kelompok
hingga ada kemungkinan bahwa kelompok yang berbeda akan menggunkan kosa kata
yang berbeda pula. Sebagian besar kata – katanya di bentuk seolah – olah
merupakan kata biasa yang digunakan orang dalam percakapan sehari – hari.
Karena itu, orang yang berbeda di luar kelompok ini tidaka paham akan apa yang
dituturkan sehingga khawatir bahasa yang digunakan para pemuda dan remaja ini
akan merusak bahasa Indonesia standar. Dari pemakaian tampak bahwa keadaan ini
tidak perlu dirisaukan karena bahasa ini hanya merupakan suatu gejala yang
serupa dengan gejala dialek lainnya yang dikenal dengan bahasa Indonesia.
5.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan dan keseluruhan makalah ini kami ingin memberikan beberapa saran sebagai berikut:
1. Berikan
penyuluhan lebih lanjut kepada masyarakat mengenai bebahasa Indonesia yang baik
dan benar, pengertian, fungsinya, serta dampaknya apabila tidak digunakan
sesuai fungsinya.
2. Belajar
membuat karya tulis tidak selancar yang di harapakan, kegagalan pasti akan ada.
Dengan demikian perlu adnya kesabaran yang tinggi.
3. Mohon
di maklumi jika terdapat kesalahan ataupun kekurangan data dan sumber rujukan
dalam penulisan karya tulis ini.
DAFTAR
PUSTAKA
Arifin, Zainal, E. 1985, Cermat Berbahasa Indonesia Untuk
Perguruan Tinggi, Jakarta
: Antar Kota.
Badudu,
J.S. 1985, Cakrawala Bahasa Indonesia, Jakarta : PT Gramedia.
Badudu,
J.S. 1985, Inilah Bahasa Indonesia Yang Baik dan Benar, Jakarta : PT
Gramedia.
Badudu,
J.S. 1981, Membina Bahasa Indonesia Baku, jilid I, II Bandung : Putaka Prima