Senin, 05 September 2011

MAKALAH BI

HALAMAN PENGESAHAN
PENGGUNAAN BAHASA PROKEM
TERHADAP BAHASA INDONESIA




Disusun Oleh



 Esa Nirwana
                            


Telah di setujui dan disyahkan

Hari            :  Minggu
Tanggal     :  31 Januari 2010
Tempat      :  SMA Persada










Pembimbing




(Agustina, Spd)

LEMBAR MOTTO


Motto yang saya pegang dalam penulisan karya tulis ini adalah:







Hargailah waktu dan kesempatan karena waktu dan kesempatan tidak datang dua kali,

Selalu konsisten terhadap prinsip sendiri, karena prinsip orang lain belum tentu sesuai dengan realitas kehidupan kita,

Sahabat itu seperti uang. Sulit mendapatkan tapi mudah mebuangnya.








Karya Tulis ini saya persembahkan untuk :

Seluruh pembaca dan masyarakat Indonesia yang menginginkan kemajuan bangsa dan kecerdasan bangsa


KATA PENGANTAR



Segala puji bagi Tuhan Yang Maha Kuasa karena berkat taufik dan rahmatnya akhirnya karya tulis saya yang berjudul  “ Penggunaan Bahasa Prokem Terhadap Bahasa Indonesia “ tahun ajaran 2009 / 2010 dapat kami selesaikan.

Karya tulis ini sengaja di buat sebagai penyempurnaan tugas ujian praktek Bahasa Indonesia serta penelitian dan menambah pengetahuan terhadap pemakain bahasa prokem terhadap kehidupan sehari - hari di kalangan SMA.  Dalam penulisan dan penyusunannya saya tidak mengalami kendala yang berarti. Hal ini tidak lepas dari adanya bantuan berbagai pihak.

Meskipun telah berusaha dengan segenap kemampuan ibarat pepatah “Tiada Gading yang Tak Retak”  saya menyadari bahwa karya tulis ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, dengan kerendahan hati saya menerima adanya kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan karya tulis bahasa indonesia saya. Akhir kata saya ucapkan selamat membaca. Semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Terima Kasih.

Bekasi, 31 Januari 2010




Penyusun












DAFTAR ISI

HALAMAN

Judul ……………………………………………………………………………… i        
Lembar Pengesahan………………………………………………………………. 1
Lembar Moto ……………………………………………………………………... 2
Lembar Persembahan  ……………………………………………………………. 2
Kata Pengantar  ……………………………………………………………………         3
Daftar Isi  …………………………………………………………………………. 4
BAB 1 PENDAHULUAN  ………………………………………………………. 5
1.1    Latar Belakang Masalah  ……………………………………………………...        5
1.2    Pembatasan Masalah  …………………………………………………………         5
1.3    Perumusan Masalah  …………………………………………………………..        6
1.4    Tujuan Penulisan  ……………………………………………………………. 6
1.5    Metode Penelitian ……………………………………………………………..         7
1.6    Hipotesa  ………………………………………………………………………         7       
1.7    Manfaat  ……………………………………………………………………….         7       
BAB II LANDASAN TEORI  ……………………………………………………..        8
BAB III METODE PENELITIAN  ………………………………………………..         9
3.1 Jenis Penelitian  ………………………………………………………………...        10
3.2 Sumber Data  ……………………………………………………………………       10
3.3 Teknik Pengumpulan Data  …………………………………………………….. 10
3.4 Teknik Analasis Data  …………………………………………………………..       10
BAB VI PEMBAHASAN  …………………………………………………………        11
BAB V PENUTUP  …………………………………………………………...........       13     
5.1 Kesimpulan  …………………………………………………………………….        13
5.2 Saran  …………………………………………………………………………...        13
DAFTAR PUSTAKA  ……………………………………………………………...       14
BAB 1
PENDAHULUAN

Pada bab ini akan dijelaskan mengenai latar belakang, pembatasan masalah, rumusan masalah, tujuan penulisan, metode penelitian, dan hipotesa.dalam karya tulis ini saya akan berusaha membahas pendeskripsian bahasa prokem sedetail mungkin dari bahasa prokem itu sendiri dalam bahasa Indonesia.

1.1  Latar Belakang Masalah

Manusia tidak mungkin bekerja sama tanpa bahasa. Bahasa itu dipergunakan untuk berbagai keperluan dalam berbagai lapangan kehidupan. Setiap bahasa yang hidup dipergunakan kelompok manusia untuk berkomunikasi dan bekerja sama. Karena kelompok manusia itu banyak ragamnya, maka mempunyai variasi – variasi. Pada kesempatan ini akan di bicarakan salah satu variasi bahasa yaitu bahasa yang dipergunakan remaja.

Kalau kita perhatikan bahasa yang dipergunakan kaum remaja dan mencoba memahaminyam, tidak jarang kaum yang tidak dapat dikatakan kaum remaja lagi akan bingung, heran bahkan pusing karena tidak dapat mengerti apa yang di ucapkan. Ataupun yang ditulis pada waktu mereka bicara dalam keadaan santai di antara mereka sendiri. Tampaknya bahasa yang digunakan itu merupakan bahasa yang kita pakai sehari – hari atau campuran antara bahasa Indonesia, bahasa daerah, dan bahasa asing. Dari bahasa yang digunakan ini ada sejumlah kosa kata yang dapat dipahami, tetapi ada yang tidak dapat memahami.

Hal inilah yang sangat merisaukan masyarakat sam sekali tidak paham akan bahasa remaja ini sehingga menganggap mereka ini meresak bahasa Indonesia baku. Bahasa remaja memeng tidak pernah tetap atau dengan kata lain selalu berganti – ganti, sesuai dengan sifat remaja itu sendiri yang memang belum mapan. Perubahannya itu tidak dapat diramalkan. Kalau kita tanyakan bahasa apa yang di gunakan, kita akan mendapat jawaban bahwa dia berbicara menggunakan bahasa prokem.

1.2  Pembatasan Masalah

Bahasa prokem adalah bahasa khas Indonesia dan jarang di jumpai di negara – negara lain kecuali di komunitas Indonesia. Bahasa prokem sendiri lebih dominan di pengaruhi oleh bahasa Betawi yang mengalami penyimpangan kata oleh kaum remaja. Kata prokem sendiri merupakan bahasa pergaulan. Bahasa ini awalnya digunakan oleh kalangan preman untuk berkomunikasi secara lain secara rahasia.

Saat ini bahasa prokem telah banyak terasimilasi dan menjadi umum digunakan sebagai bentuk percakapan sehari – hari dalam pergaulan di lingkungan sosial bahkan dalam media elektronik yang saat ini  popular seperti TV, radio, dunia perfilman dan media cetak seperti koran non formal, tabloid, majalah dan sering kali digunakan dalam bentuk pengumuman – pengumuman yang di tunjukan untuk kalangan remaja. Karena jamaknya terkadang dapat disimpulakan bahasa prokem adalah bahasa utamayang digunakan untuk komunikasi verbal oleh setiap orang dalam kehidupan sehari – hari kecuali untuk keperluan formal. Karenanya akan menjadi terasa aneh untuk berkomunikasi secara verbal dengan orang lain yang menggunakan bahasa Indonesia formal.

1.3  Perumusan Masalah

1.      Apa fakator yang mendorong pihak – pihak tertentu untuk menggunakan bahasa prokem dalam kehidupan sehari – hari ?
2.      Apa akibat dari penggunaan bahasa prokem jika tidak di seimbangi dengan penggunaan bahasa Indonesia sesuai dengan EYD ?
3.      Sebenarnya dari manakh bahasa prokem itu berasal ?
4.      Mengapa semakin berkembangnya jaman bahasa Indonesia yang baik dan benar semakin tergusur dengan adanya bahasa Indonesia ?
5.      Apa dampak negatif dari penggunaan bahasa prokem ?
6.      Bagaimana penanganan penggunaan bahasa gaul atau bahsa prokem di Indonesia ini ?
7.      Seberapa lazimkah bahasa prokem itu ?

1.4  Tujuan Penulisan

Mengetahui pengertian bahasa prokem.
Mengetahui dampak negatif dari penggunaan bahasa prokem pada berbahasa Indonesia dalam kehidupan sehari – hari
Mengetahui dampak positif dari penggunaan bahasa prokem dalam kehidupan sehari – hari.
Mengetahui asal mula bahasa prokem tersebut yang hanya diciptakan oleh sekelompok orang dan hanya ada di Indonesia saja.


1.5  Metode Penelitian

Pada penulisan karya tulis ini saya menggunakan satu metode yaitu dengan angket. Dimana angket yang akan saya sebarkan dengan jumlah 20 lembar. Dimana angket itu berisi pertanyaan – pertanyaan mengenai penggunaan bahasa prokem dalam kehidupan sehari – hari mengacu pada tujuan yang telah ada.


1.6  Hipotesa

1.      Bahasa prokem merupakan bahasa yang umunya digunakan sebagai kode pada lawan bicara contohnya preman, klangan kepolisian dan militer juga menggunakannya.
2.      Akibat dari penggunaan bahasa prokem pada kehidupan sehari – hari dapat merusak tata struktur bahasa Indonesia.
3.      Pengaruh bahasa prokem yang di pakai dapat merusak generasi penerus bangsa.
4.      Banyak anak muda bahkan sampai politikus yang menggunakan bhasa prokem dalam acara formal
5.      Sekarang berbahasa Indonesia baku banyak sekali anak muda yang tidak menggunakan dalam kehidupan sehari – hari mereka cenderung memeilih berbahasa gaul atau prokem dari pada berbahasa Indonesia yang baku.


1.7  Manfaat

Dapat mengetahui pengertian bahasa prokem.
Dapat menegetahui dampak positif dan negatif dalam penggunaan bahasa prokem.
Dapat mengetahui ciri – ciri kata bahsa prokem.
Dapat menambaha wawasan dengan mengetahui dampak yang diakibatkan dari penggunaan bahasa prokem.
Dapat membantu pencegahan dan pemberantasan bahasa prokem dalam bahasa Indonesia.




BAB II
LANDASAN TEORI
Bahasa prokem Indonesia atau bahasa gaul atau bahasa prokem yang khas Indonesia dan jarang dijumpai di negara-negara lain kecuali di komunitas-komunitas Indonesia. Bahasa prokem adalah bahasa sandi yang dipakai dan di gemari oleh kalangan remaja tertentu. Bahasa prokem yang berkembang di Indonesia lebih dominan dipengaruhi oleh bahasa Betawi yang mengalami penyimpangan/ pengubahsuaian pemakaian kata oleh kaum remaja Indonesia yang menetap di Jakarta.
Bahasa ini konon berasal dari kalangan preman. Bahasa prokem itu digunakan sebagai sarana komunikasi di antara remaja sekelompoknya selama kurun tertentu. Sarana komunikasi diperlukan oleh kalangan remaja untuk menyampaikan hal-hal yang dianggap tertutup bagi kelompok usia lain atau agar pihak lain tidak dapat mengetahui apa yang sedang dibicarakannya. Bahasa prokem itu tumbuh dan berkembang sesuai dengan latar belakang sosial budaya pemakainya. Hal itu merupakan perilaku kebahasaan dan bersifat universal.
Kosakata bahasa prokem di Indonesia diambil dari kosakata bahasa yang hidup di lingkungan kelompok remaja tertentu. Pembentukan kata dan maknanya sangat beragam dan bergantung pada kreativitas pemakainya. Bahasa prokem berfungsi sebagai ekspresi rasa kebersamaan para pemakainya. Selain itu, dengan menggunakan bahasa prokem, mereka ingin menyatakan diri sebagai anggota kelompok masyarakat yang berbeda dari kelompok masyarakat yang lain.
Kehadiran bahasa prokem itu dapat dianggap wajar karena sesuai dengan tuntutan perkembangan nurani anak usia remaja. Masa hidupnya terbatas sesuai dengan perkembangan usia remaja. Selain itu, pemakainnya pun terbatas pula di kalangan remaja kelompok usia tertentu dan bersifat tidak resmi. Jika berada di luar lingkungan kelompoknya, bahasa yang digunakannya beralih ke bahasa lain yang berlaku secara umum di lingkungan masyarakat tempat mereka berada. Jadi, kehadirannya di dalam pertumbuhan bahasa Indonesia ataupun bahasa daerah tidak perlu dirisaukan karena bahasa itu masing-masing akan tumbuh dan berkembang sendiri sesuai dengan fungsi dan keperluannya masing-masing.

Kata prokem sendiri merupakan bahasa pergaulan dari preman. Bahasa ini awalnya digunakan oleh kalangan preman untuk berkomunikasi satu sama lain secara rahasia. Agar kalimat mereka tidak diketahui oleh kebanyakan orang, mereka merancang kata-kata baru dengan cara antara lain mengganti kata ke lawan kata, mencari kata sepadan, menentukan angka-angka, penggantian fonem, distribusi fonem, penambahan awalan, sisipan, atau akhiran. Masing-masing komunitas (daerah) memiliki rumusan sendiri-sendiri. Pada dasarnya bahasa ini untuk memberkan kode kepada lawan bicara (kalangan militer dan kepolisian juga menggunakan).
Contoh yang sangat mudah dikenali adalah dagadu yang artinya matamu. Perubahan kata ini menggunakan rumusan penggantian fonem, dimana huruf M diganti dengan huruf D, sedangkan huruf T dirubah menjadi G. Sementara huruf vokal sama sekali tidak mengalami perubahan. Rumusan ini didasarkan pada susunan huruf pada aksara jawa yang dibalik dengan melompati satu baris untuk masing-masing huruf. Bahasa ini dapat kita jumpai di daerah Yogyakarta dan sekitarnya.
Belakangan ini bahasa prokem mengalami pergeseran fungsi dari bahasa rahasia menjadi bahasa pergaulan anak-anak remaja. Dalam konteks kekinian, bahasa pergaulan anak-anak remaja ini merupakan dialek bahasa Indonesia non-formal yang terutama digunakan di suatu daerah atau komunitas tertentu (kalangan homo seksual atau waria). Penggunaan bahasa gaul menjadi lebih dikenal dibandingkan bahasa Indonesia baku.















BAB III
METODE PENELETIAN

Pada bab 3 ini saya akan menjelaskan jenis penelitian, sumber data, teknik pengumpulan data dan teknik analisa data.
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang saya gunakan adalah penelitian dengan metode angket. Yang dimaksud dengan penelitian angket adalah penelitian yang menghubungkan data – data yang ada. Sesuai dengan penegrtian tersebut saya saya menghubungkan data – data yang kami dapat antara yang satu dengan yang lain. Selain itu saya juga menghubungkan data – data yang ada dengan landasan teori yang saya gunakan. Sehingga diharapakan penelitian kami bisa menjadi penelitian yang tepat dan benar.
3.2 Sumber Data
Sumber data saya adalah beberapa teman saya yang berada di lingkungan tempat tinggal saya, yang kira saya ambil sempel adalah 20 orang.
3.3 Teknik Pengumpulan Data
Adapun teknik pengumpulan data yang saya gunakan dalam penelitian ini adalah angket. Dengan angket saya dapat menyimpulkan, melalui jumlah koresponden yang menjawab pertanyaan tertentu dan menjawab dengan jawaban dengan jawaban yang berbeda pada pertanyaan yang sama. Dan dari setiap pertanyaan itu saling berkaitan.
3.4 Teknik Analisis Data
Cara akmi dalam menganalisis data yang saya dapat yaitu dengan pertama memeastikan bahwa semua data dan landasan teori yang diperlukan telah diperoleh dengan baik. Lalu saya akan menghitung jumlaha data, setelah itu saya mengklasifikasikan jawaban – jawaban dari tiapa pertanyaan pada angket berdasarkan jumlah responden yang memilih. Langkah berikutnya, sesuai dengan penelitian saya, saya akan menghubungkan data – data yang satu dengan yang lain dan juga dengan landasan teori yang ada. Langkah terakhir kami menuangkannya dalam karya tulis ini.
BAB IV
PEMBAHASAN
Melalui hasil angket yang telah saya sebarkan sebelumnya, didapat hasil bahwa jumlah responden yang mengerti akan dampak bahasa prokem hamper sama dengan reponden yang tidak begitu mengetahui tentang dampak bahasa prokem pada kehidupan sehari – hari. Adapun jumlah responden yang menggunakan bahasa Indonesia yang baik benar dalam kehidupan sehari – hari hanya beberapa persen saja. Jika dituangkan dalam presentasi sebagi berikut :
1.      Penggunaan bahasa Indonesia yang baik benar dalam kehidupan sehari – hari  :  5 %
2.      Penggunaan bahasa prokem dan bahasa Indonesia dalam kehiudupan sehari – hari  : 45 %
3.      Sama sekali tidak menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar dalam kehidupan sehari – hari  :  50 %
Dari hasil tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa sebagian besar responden lebih banyak menggunakan bahsa prokem atau bahasa agaul dalam kehidupan sehari – hari. Mereka jarang meggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar dalam kehidupan sehari – hari. Benarkah tidak apa – apa menggunakan bahasa prokem ?. Tidakah bahasa prokem akan menganacama kemurnian bahsa Indonesia ?.
Profesor Harimurti Kridalaksana berkata : “ Tidak apa – apa menggunakan bahasa prokem selama kita tahu kapan dan dimana menggunakannya. Siapa tahu suatu hari nanti kata – kata itu akan dicantumkan dalam kamus bahsa Indonesia.
Saat ini, bahasa – bahasa prokem sudah sangat tersebar luas karena dipopulerkan oleh media – media masa. Selebritis kita seringkali menggunakan bahasa – bahasa itu, ditayangkan oleh televisi dan diikuti oleh jutaan pemirsanya di seluruh nusantara. Lebih – lebih kalau politisi dan pejabat kita lalu ikut – ikutan menggunakan bahasa prokem itu. Tidakkah itu akan mengancam bahasa Indonesia yang formal? Tentu saja.
Maka? Seperti yang dikatakan oleh professor Harimurti, kita harus tahu kapan dan dimana menggunakannya.
Sebagai remaja yang memiliki kemampuan berpikir, tentu kita tidak mau termasuk orang yang “asbun” alias “asal bunyi” dalam bicara. Karena itu, sebaiknya kita meninjau kembali apakah “bahasa prokeml” yang setiap hari kita gunakan itu sudah sesuai tidak konteksnya dengan nilai-nilai kesopanan dan moral. Biar tidak asal bunyi. Bahasa yang digunakan seseorang mencerminkan pribadinya. Silahkan saja menggunakan “bahasa gaul” sebagai cerminan bahwa kita memang remaja yang senang bergaul. Namun hati-hati, jangan karena kita merasa bangga jadi “anak gaul” tetapi “bahasa gaul” yang kita gunakan tidak tepat konteksnya atau bertentangan dengan nilai-nilai kesopanan dan moral. Sebab jika demikian bisa-bisa kita justru disebut “anak yang salah gaul”. Ya Tidak?!


















BAB V
PENUTUP
5.1  Kesimpulan

Berdasarkan uraian pada bab IV dapat disimpulkan bahwa:
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa bahasa prokem banya digunakan kaum pemuda dan remaja, pada umumnya digunakan penuturannya untuk berkomunikasi dengan sesama dalam keadaan santai dan berfungsi untuk menjalin keakraban. Bahasa inipun banyak di gunakan sebagai identitas kelompok hingga ada kemungkinan bahwa kelompok yang berbeda akan menggunkan kosa kata yang berbeda pula. Sebagian besar kata – katanya di bentuk seolah – olah merupakan kata biasa yang digunakan orang dalam percakapan sehari – hari. Karena itu, orang yang berbeda di luar kelompok ini tidaka paham akan apa yang dituturkan sehingga khawatir bahasa yang digunakan para pemuda dan remaja ini akan merusak bahasa Indonesia standar. Dari pemakaian tampak bahwa keadaan ini tidak perlu dirisaukan karena bahasa ini hanya merupakan suatu gejala yang serupa dengan gejala dialek lainnya yang dikenal dengan bahasa Indonesia.


5.2  Saran

Berdasarkan kesimpulan dan keseluruhan makalah ini kami ingin memberikan beberapa saran sebagai berikut:

1.      Berikan penyuluhan lebih lanjut kepada masyarakat mengenai bebahasa Indonesia yang baik dan benar, pengertian, fungsinya, serta dampaknya apabila tidak digunakan sesuai fungsinya.
2.      Belajar membuat karya tulis tidak selancar yang di harapakan, kegagalan pasti akan ada. Dengan demikian perlu adnya kesabaran yang tinggi.
3.      Mohon di maklumi jika terdapat kesalahan ataupun kekurangan data dan sumber rujukan dalam penulisan karya tulis ini.





DAFTAR PUSTAKA
Arifin, Zainal, E. 1985, Cermat Berbahasa Indonesia Untuk Perguruan Tinggi, Jakarta
: Antar Kota.
Badudu, J.S. 1985, Cakrawala Bahasa Indonesia, Jakarta : PT Gramedia.
Badudu, J.S. 1985, Inilah Bahasa Indonesia Yang Baik dan Benar, Jakarta : PT
Gramedia.
Badudu, J.S. 1981, Membina Bahasa Indonesia Baku, jilid I, II Bandung : Putaka Prima

Sabtu, 03 September 2011

Blog Baru

Sabtu, 030911
jam 20:07 WIB

Iseng-iseng bt blog,,
ga kepikiran sich untuk ngerencanainya tp sapa tau,, bisa menuangkan pemikiran ku..
sifat Blog ku ini sifatnya terbuka
jadi sapa ja yg mw ngintip bole2 aja kog...
thanks for you attention.....